Rehabilitasi Medik Pasca stroke
Stroke merupakan bencana pada
setiap orang yang akan merasakan, banyak harapan, cita-cita yang direncanakan
terpaksa tertunda. Sejak masa akut atau masa yang membahayakan dirinya seorang
penderita stroke sudah mendapat program rehabilitasi medik melalui fisioterapi
yang melakukan latihan pasif pada ekstermitas yang lemah. Memang, prinsip dasar
dari pelayanan rehabilitasi medik jika dilakukan seawal mungkin akan
mendapatkan hasil yang optimal.
Setelah melewati masa akut ini berarti
pasien sudah diperbolehkan rawat jalan. Ada pilihan dari pasien atau keluarga
pasien setelah pulang perawatan yaitu dilatih di rumah, di rumah sakit sebagai
pasien rawat jalan, atau dilatih di suatu bangsal rehabilitasi sentra stroke
sebelum kembali ke rumah.
Untuk pilihan ini banyak yang memilih di
rumah karena memperhitungkan berbagai faktor, misalnya ketidakmauan pasien atau
keluarga, keterbatasan dana, jarak yang jauh, dan lain-lain. Ternyata perawatan
dan pengelolaan pascastroke memerlukan upaya terpadu dari pasien, keluarga pasien,
dokter yang merawat misalnya dokter spesialis neurologi, perawat, dokter
spesialis rehabilitasi medik fisioterapi, okupasi terapi, terapi wicara,
psikologi, ortotik prostetik, sosial medik, dan mungkin perlu disiplin medik
yang lain.
A.
Keuntungan Rawat Jalan
1. Pasien mendapat pengawasan dari dokter
spesialis Rehabilitasi Medis selama terapi dan jika ada sesuatu hal yang dapat
segera terapi atau dikonsultasikan ke dokter yang merawat.
2. Pasien mendapat program terpadu dan terarah dengan peralatan fisioterapi, okupasi terapi, terapi wicara di Instalasi Rehabilitasi Medis.
3. Secara psikologi, pasien mendapatkan suasana baru yang memberi semangat.
4. Pasien berjumpa dengan teman-temangnya sesama penderita stroke yang dapat melakukan tukar pengalaman.
5. Dapat mengikuti acara-acara kebersamaan penderita stroke, misalnya senam stroke dan hidroterapi (latihan bersama di kolam renang).
2. Pasien mendapat program terpadu dan terarah dengan peralatan fisioterapi, okupasi terapi, terapi wicara di Instalasi Rehabilitasi Medis.
3. Secara psikologi, pasien mendapatkan suasana baru yang memberi semangat.
4. Pasien berjumpa dengan teman-temangnya sesama penderita stroke yang dapat melakukan tukar pengalaman.
5. Dapat mengikuti acara-acara kebersamaan penderita stroke, misalnya senam stroke dan hidroterapi (latihan bersama di kolam renang).
B.
Beberapa Hal yang Dapat Dijumpai pada Perawatan di Rumah
Program terapi bisa teratur bisa kurang
teratur. hal ini bisa disebabkan oleh bukan dari tenaga terapinya saja yang
mungkin berhalangan datang, tetapi banyak terjadi karena pasiennya merasa ini
rumah sendiri dan semaunya. Jika sudah terjadi seperti ini, sulit bagi keluarga
untuk melakukan terapi kepada si penderita stroke.
Pilihan terbaik ialah sebelum kembali ke
rumah dari perawatan pascastroke tinggal di bangsal rehabilitasi sentra stroke,
penderita stroke akan mendapat pengawasan dan latihan teratur. Jika kemampuannya
sudah optimal dan mandiri maka penderita stroke dapat pulang ke rumah.
C.
Problem Rehabilitasi Medik pada Penderita Pascastroke
Adapun beberapa permasalahan rehabilitasi
medik pada penderita pascastroke adalah sebagai berikut :
1. Kesukaran / tidak dapat melakukan aktivitas makan dan minum.
2. Kesukaran / tidak dapat melakukan ambulasi.
3. Kesukaran / tidak dapat melakukan gerak yang diperlukan untuk mencari nafkah.
4. Kesukaran / tidak dapat berpakaian.
5. Kesukaran / tidak dapat merawat diri sendiri.
6. Ada rasa tebal, kesemutan kadang-kadang timbul juga rasa nyeri pada lengan dan tungkai sisi lemah.
7. Buruknya penampilan karena keasimetrisan wajah.
8. Kesukaran sewaktu menelan.
9. Kesukaran / tidak dapat komunikasi.
10. Adanya gangguan daya ingat.
11. Adanya gangguan memusatkan perhatian dan hitungan.
12. Adanya gangguan berbahasa.
13. Mudah jatuh.
14. Kesukaran menahan buang air kecil.
15. Kesukaran menahan buang air besar.
16. Masalah psikologi yang timbul seperti : rasa malu, rasa rendah diri, tidak dapat menerima kenyataan, tidak mau menyesuaikan diri dengan kecacatannya.
1. Kesukaran / tidak dapat melakukan aktivitas makan dan minum.
2. Kesukaran / tidak dapat melakukan ambulasi.
3. Kesukaran / tidak dapat melakukan gerak yang diperlukan untuk mencari nafkah.
4. Kesukaran / tidak dapat berpakaian.
5. Kesukaran / tidak dapat merawat diri sendiri.
6. Ada rasa tebal, kesemutan kadang-kadang timbul juga rasa nyeri pada lengan dan tungkai sisi lemah.
7. Buruknya penampilan karena keasimetrisan wajah.
8. Kesukaran sewaktu menelan.
9. Kesukaran / tidak dapat komunikasi.
10. Adanya gangguan daya ingat.
11. Adanya gangguan memusatkan perhatian dan hitungan.
12. Adanya gangguan berbahasa.
13. Mudah jatuh.
14. Kesukaran menahan buang air kecil.
15. Kesukaran menahan buang air besar.
16. Masalah psikologi yang timbul seperti : rasa malu, rasa rendah diri, tidak dapat menerima kenyataan, tidak mau menyesuaikan diri dengan kecacatannya.
D.
Tujuan Rehabilitasi Penderita Stroke Menurut WHO
Adapun beberapa tujuan rehabilitasi medis
pada penderita stroke menurut WHO adalah sebagai berikut :
1. Memperbaiki fungsi motorik, wicara, kognitif dan fungsi lain yang terganggu.
2. Readaptasi sosial dan mental untuk memnulihkan hubungan interpersonal dan aktivitas sosial.
3. Dapat melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari.
1. Memperbaiki fungsi motorik, wicara, kognitif dan fungsi lain yang terganggu.
2. Readaptasi sosial dan mental untuk memnulihkan hubungan interpersonal dan aktivitas sosial.
3. Dapat melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari.